Monday 23 February 2015

Reboot atau restart mendadak pada ponsel android

Seperti telah saya tulis di postingan saya sebelumnya tentang ponsel Polytron W7550 lite saya cukup puas dengan performa ponsel tersebut dan sisa RAM tersedia pada penggunaan sehari-hari yang tak pernah di bawah 300 MB (sepertinya). Namun minggu ini untuk pertama kalinya ponsel saya tersebut mengalami beberapa kali random reboots atau mendadak restart/reboot tanpa sebab jelas. Saya sendiri kurang mengerti kenapa hal itu bisa terjadi. Karena itu saya mencari tahu apa saja yang bisa menyebabkan ponsel android restart mendadak secara acak sebagai berikut :
  • Baterai ponsel tak terpasang dengan baik pada tempatnya. Bisa jadi karena meletakkan kurang pas pada tempatnya atau ada masalah pada konektor baterainya.
  • Aplikasi. Aplikasi tertentu terutama aplikasi yang kurang jelas kualitas maupun muatannya bisa saja menyebabkan ponsel restart mendadak secara acak. Bisa jadi kompatibilitas aplikasi tersebut memang kurang dengan ponsel Anda, atau aplikasi tersebut tak dibuat dengan baik atau bisa jadi memang bermuatan fitur tak jelas semacam virus, adware, malware atau yang lain.
  • Terlalu panas. Beberapa ponsel dilengkapi fitur yang secara otomatis mematikan ponsel bila si ponsel terlalu panas. Penggunaan ponsel secara berlebihan atau kondisi sinyal operator yang tidak baik bisa menyebabkan ponsel menjadi terlalu panas hingga mati mendadak.
  • System software ponsel mengalami kerusakan juga bisa menyebabkan ponsel sering restart secara acak. Untuk pengguna yang gemar mengoprek ponselnya mulai dari me-root hingga mengubah-ubah system files-nya ada baiknya untuk berhati-hati karena bisa memicu seringnya ponsel restart mendadak.
  • Bila hal-hal tersebut di atas bukan penyebab ponsel sering restart, maka hampir bisa dipastikan ada kerusakan pada komponen perangkat keras ponselnya. Bila hal ini yang terjadi sepertinya tak ada pilihan lain kecuali membawa ponsel ke service center resmi untuk mendapatkan perbaikan (kecuali Anda memang bisa dan terbiasa mereparasi sendiri ponsel).
Pada kasus ponsel Polytron W7550 lite saya sih lebih curiga ke aplikasi atau file system yang bermasalah. Karena sebelum terjadi beberapa kali restart tersebut saya sempat menginstal aplikasi penghalau iklan. Walau sekedar kecurigaan setelah ponsel saya bersihkan dan saya master reset nampaknya belum ada gejala random reboots lagi pada ponsel saya. Semoga tak ada lagi deh :)

Friday 20 February 2015

Things change

Things change.
Nothing lasts forever.
Apalagi cuman merk hape. :-P
So ngga perlu lah sok fanatik belain satu merk sampe menghina merk lain. Emang dapet apa sih dari belain satu merk? (Kecuali memang situ sales merk tertentu ya)
Ga cukup Siemens, Nokia, dll untuk buktiin?

posted from Bloggeroid

Thursday 19 February 2015

Perjumpaan singkat dengan Lumia 535

Pada hari ini saya memperoleh kesempatan untuk berjumpa secara singkat dengan satu seri ponsel Windowsphone yaitu Microsoft Lumia 535. Jujur saja sebenarnya sudah agak lama saya ingin beranjak dari android ke windowsphone. Karena itu ketika ada kesempatan untuk menjajalnya saya sangat bersemangat.
Yang saya harapkan dari windowsphone bila dibanding dengan android adalah kesan ringan dalam menjalankan aneka aplikasi.
Saat pertama menyalakan ponsel lumia 535 baru ponsel akan otomatis malakukan instalasi entah setting atau mungkin aplikasi bawaan. Yang jelas kita harus menunggu proses instalasi itu karena prosesnya tidak bisa diganggu gugat. Lalu masuk ke proses sign in akun microsoft juga entah kenapa sulit sekali, berkali-kali gagal di tengah jalan. Tampaknya proses sign in pertama kali membutuhkan koneksi internet yang benar-benar lancar. Di sini saya mulai berpikir apa bedanya menggunakan android dengan windowsphone, tetap saja rakus koneksi dan kuota data. Padahal tampilan user interface di windowsphone relatif sangat sederhana.
Oh ya, sebenarnya tampilan UI-nya yang sederhana ini juga adalah salah satu daya tarik lain bagi saya untuk menggunakan windowsphone. Tapi setelah beberapa saat menggunakan entah kenapa saya merasa amat sangat bosan dengan keminimalisan UI ponsel Lumia 535 ini.
Lumia 535 ini sudah preinstalled dengan aneka aplikasi yang sedang tren saat ini seperti Path, BBM, Facebook dan lain sebagainya. Jadi untuk pengguna yang maniak jejaring sosial pun akan terbantu karena tak perlu menginstal banyak lagi aplikasi terutama untuk kebutuhan media sosial.
Secara performa Lumia 535 tidak bisa dibilang smooth dalam menjelajahi menu, peralihan antar menu dan sub menu kadang ada jeda sepersekian detik yang memberi kesan patah-patah. Ini diperparah dengan ada semacam kesan kesat pada permukaan layarnya saat disentuh. Jujur bila melihat bandrol harga yang ditawarkan ada banyak ponsel android di luar sana yang performanya lebih smooth dengan harga sama atau bahkan lebih murah.
Satu hal positif yang saya ingat dari ponsel ini adalah kamera belakangnya yang nenghasilkan foto yang relatif baik. Dari sisi baterai Lumia 535 ini juga cukup lumayan dengan kapasitas 1900 mAh.
Yang jelas setelah mencoba ponsel ini saya jadi berpikir agaknya beralih ke ponsel ber-OS windowsphone saat ini belumlah waktu yang tepat bagi saya.
posted from Bloggeroid

Wednesday 18 February 2015

I'm moving 😁

I'm moving my old blog aito.wordpress.com which talked about cellphones and stuff into this blog aitody.blogspot.com.
I don't know why but it seemed kinda getting heavier to open wordpress from my mobilephones, even with the help of the dedicated app. I have had this blogger site for a while but never really used it properly so I've decided to give it a try here.

Thank you for your support and attention, dear readers :)

posted from Bloggeroid

Mobile blogging with Bloggeroid

Setelah sukses memindahkan postingan-postingan lama dari wordpress ke blogger, langkah berikut yang harus dilakukan adalah memilih dedicated app yang sesuai agar bisa mengelola blog dari ponsel saya.
Kali ini saya mencoba Bloggeroid. Dari ulasan-ulasan pengguna di Playstore sepertinya app ini lebih bagus dari app official Blogger. Dari ukuran installer-nya juga lebih kecil.
Saat pertama melihat tampilan app Bloggeroid ini saya agak terkejut. Minimalis sekali. Di awal langsung disuguhkan editor dengan pilihan publish di pojok atas. Tampilan editor-nya sepertinya lebih cocok untuk orang yang mengerti script html daripada yang cuma bisa asal ngetik seperti saya. Untuk mengedit dan melihat postingan lama kita harus membuka dari menu.
Tapi memang untuk mengunggah satu post sepertinya Bloggeroid ini cukup enteng dan gegas, terutama dibanding app official Blogger untuk android. App official Blogger secara tampilan memang lebih enak dilihat dan terkesan lebih mudah dipahami, namun saya beberapa kali postingan saya seperti 'terjebak' dalam kondisi 'saving' dan tak bisa lagi diedit apalagi dipublish. Tampilan saat melihat postingan di Bloggeroid ini juga lebih kronologis daripada app official Blogger yang menampilkn postingan sesuai waktu terakhir edit, bukan dengan urutan publish pertama kali. Sepertinya saya setuju dengan ulasan para pengguna lain di playstore, Bloggeroid ini lebih bagus daripada app official Blogger untuk android.

posted from Bloggeroid

Friday 6 February 2015

Personalisasi android dengan Arikui Launcher

image


Tampilan homescreen menggunakan Arikui Launcher. Icon menggunakan Belle UI Icon Pack.


image



Tampilan app drawer pada Arikui Launcher

Thursday 5 February 2015

Polytron W7550 lite

Setelah bosan memakai yang mini (tepatnya mata saya makin lama makin terasa pedas memandangi layar mini ber-resolusi rendah) kembali saya beralih ke ponsel berukuran layar 5.5". Meski resolusi layarnya sekedar qHD alias 540x960 pixels, bagi saya cukup nyaman untuk dipandang berlama-lama. Sensitivitas terhadap sentuhan baik dalam arti cukup peka tanpa berlebihan. Tak ada gejala aneh utamanya saat harus mengetik cepat seperti pada beberapa ponsel murah merk lain.

Ponsel pilihan saya kali ini adalah Polytron W7550 lite dengan warna casing biru gelap yang menurut saya cukup elegan. Material casing juga tak licin dipegang, satu hal yang yang saya rasakan membuat cukup nyaman dalam penggunaan sehari-hari, terutama mengingat dimensinya yang cukup besar.

Ponsel ini diotaki prosesor quadcore dan memiliki RAM 1GB. Spek tipikal untuk ponsel kelas menengah bawah saat ini. Performa sehari-hari lumayan. Untuk sekedar berjejaring sosial dan game ringan macam 'Little Big City' tidak ada kendala maupun gejala lag. Tak ada acara force close mendadak yang mengganggu. Free Ram biasanya berkisar 200-300 MB-an pada pemakaian normal. Setelah saya root dan saya instal greenify, buangin apps bawaan, free RAM berkisar 350 MB-an ke atas. Cukup lumayan mengingat sebelum ini saya sempat menggunakan Redmi 1s dan free Ram-nya sering sekali tinggal 150 MB-an atau bahkan di bawah 100 MB. OS kitkat 4.4.2 dengan UI standar nyaris tanpa personalisasi dari pihak Polytron. Hanya pada launcher ada 2 pilihan theme : yang satu dengan icon-icon standar bawaan android, satu lagi dengan icon ala touchwiz-nya Samsung. Tak masalah bagi saya, justru menurut saya yang seperti ini biasanya lebih ringan daripada ponsel dengan tampilan meriah semacam Xiaomi yang terasa berat untuk penggunaan sehari-hari.

Beralih ke sektor multi media ada kamera 5 MP dengan autofocus dan lampu flash di belakang dan 2 MP fixed focus di depan. Kualitasnya lumayan saja. Tidak terlalu bagus maupun jelek sangat. Untuk sekedar foto-foto untuk keperluan jejaring sosial sudah cukup bagus.

Namun ada satu kelemahan ponsel ini yang sangat fatal menurut saya yaitu baterainya. Berkapasitas 1900 mAh sepertinya kurang untuk ponsel berlayar 5.5" meski dengan resolusi rendah. Untuk pemakaian standar jejaring sosial dan sedikit gaming baterai ponsel ini hanya bisa bertahan antara 6 hingga 8 jam. Kelemahan-kelemahan lain tak terasa semengganggu kelemahan dalam hal ketahanan baterai ini. Apa gunanya performa bagus bila sebentar-sebentar harus mencari colokan listrik?