Tuesday 16 December 2008

Nokia 3120classic

(Lagi-lagi) Seorang sobat mau beli ponsel baru en minta dianterin. Keinginannya jelas : hape yang terjangkau tapi fiturnya cukup lengkap, kalo bisa merk-nya cukup ngetop, hehe. Sempat mempertimbangkan SE g502 dan k630i, tapi saat melihat ke konter resmi SE harganya melambung tinggi karena dollar memang sedang naik. Kami beralih target ke nokia. Satu-satunya yang cukup murah tapi lumayan lengkap rasanya cuman 3120classic. PIlihan warna yang tersedia putih dan hitam. Temenku pilih yang putih karena lebih lucu. Tapi tetep aja yang putih cuman bagian depannya sementara casing bagian belakangnya berwarna abu-abu tua. Bodinya cukup langsing dengan ketebalan sekitar 13mm aja. Layar 3120c kira-kira sama ama 6120c-ku dengan resolusi 240x320pixels dan besar secara fisik yang mirip-mirip aja. Tapi nggak tau napa layar si 3120c ini terlihat cerah bangets. Waktu pertama liat sih tercetus,"Wow!" tapi lama-lama mata cape juga liat layar yang rasanya agak terlalu cerah itu, sementara aku terbiasa men-set brightness 6120c-ku dibawah 50%. Belum nemu dimana setting untuk mengurangi brightness layar si 3120c ini. Bisa nggak sih?? Dari soal menu 3120c ini tipikal menu nokia s40 yang baru. Ada standby menu yang mirip-mirip di symbian 3rd ed dengan susunan ikon yang siap sedia di layar standby. Menu-nya selain bisa ditampilkan secara grid, list juga bisa secara tab. Fitur lumayan lengkap, antara lain : -support jaringan 3g dengan kamera depan untuk video call Selaen itu juga support EDGE dan tentu aja GPRS. -kamera 2mp dengan flash. Hasil jepretannya lumayan dan bisa merekam video dengan resolusi hingga 640x480pixels. Sayang waktu saving file foto-nya (sehabis njepret) agak lemot. -Music player dengan skin yang bisa diganti-ganti, support view album art.- -Radio fm -support java. Loading aplikasi java rasanya cepat, tapi tetep aja nggak ada multi tasking aplikasi java. -ada slot micro sd. Katanya sih support ampe 4gb. -batere lumayan kuat 100mAh, dibangdingin 6120c-ku yang cuman 890mAh. -Instant messaging-nya bisa langsung dipake buat chat yahoo tanpa perlu instal aplikasi en bisa jalan di-background. Fitur-fitur laen standar lah ya. Oya dalem paket pembeliannya selaen handset dan batere cuman dapet charger, buku manual ama handsfree mono. Nggak ada handsfree stereo apalagi bonus micro sd.

Wednesday 10 December 2008

Motorola v6

Mencari-cari ponsel motorola yang support 3.5G (atau minimal 3G deh) dan (lumayan) terjangkau harganya agak susah. Yang terbayang di benak kalo membayangkan motorola dan 3G adalah mahal dan mahal dan mahal. Tentu aja definisi mahal berbeda bagi tiap orang. Tapi bila melihat merk-merk ponsel lain seperti SE dan Samsung yang sudah cukup banyak mengeluarkan produk 3G atau bahkan 3.5G dengan harga di bawah 2 jutaan rupiah rasa-rasanya motorola agak ketinggalan. Oya memang November 2008 lalu waktu iseng liat-liat di booth motorola ada seri baru, VE538, yang 'cukup terjangkau' kantong seharga sekitar1,7jutaan. Tapi bentuk bodinya rasanya kurang menunjukkan citarasa mewah yang pernah dibawa ponsel-ponsel motorola lain macam V3, V9 atau bahkan seri low end seperti L6 sekalipun. Seorang teman sedang mencari ponsel lipat yang fungsional namun tetap berdesain lumayan dan tentu saja : harganya nggak boleh mahal-mahal! Hehehe. Motorola V9 memang keren abis tapi harganya rasanya kurang worthed mengingat fiturnya, apalagi kameranya yang masih 2MP juga. Pilihan paling masuk akal sepertinya emang V6. Waktu kami melihat di majalah sekitar pertengahan november 2008 harga v6 masih sekitar 2.7jutaan. Tapi saat sedang jalan-jalan di mal ambasador dan iseng-iseng menanyakannya ke booth motorola, harga v6 yang biasa (bukan yang ferrari) adalah 2,1juta rupiah plus bonus microsd 256mb. Temanku yang over excited dan nggak nyangka harganya semurah itu langsung aja membeli sebuah V6. Secara bentukan V6 sebagai ponsel clamshell memang lumayan menarik. Ponsel lipat motorola memang rata-rata lumayan bagus desain-nya, meski memang sempat agak membosankan karena kebanyakan sekedar variasi dari desain V3 aslinya yang legendaris itu. Yang jelas dengan warna bodi yang hitam doff dan lekuk bentuk yang tegas mengesankan nuansa gagah (atau macho ya? hmm..). Permukaan penutup batere-nya enak dipegang, agak-agak 'velvety' gitu ya, jadi nggak licin saat dipegang. Sementara muka luar bagian yang ada layar eksternalnya lain lagi karena berbahan semacam kaca yang licin dan sangat rentan kotor kena bekas jari. Layar luarnya cukup gede walopun gak segede layar luar V9 atau V9. Menurut spek-nya sih layar luar ini ber-resolusi 128x160pixels. Di samping layar luar ini ada 2 garis lurus yang yang baru terlihat saat menyala-menyala biru ketika ada panggilan atau sms masuk. Pola pendar garis biru ini bisa dipilih dari beberapa pola yang tersedia. Membuka lipatan si V6 kita akan melihat layar dalam yang ber-resolusi 240x320pixels. Cukup jernih dan lembut dilihat. Ikon-ikonnya masih bergaya khas motorola. Struktur menunya juga masih mirip-mirip motorola yang dulu walau terasa ada beberapa hal yang 'berbeda'. Navigasi dalam menu biasa aja rasanya. Tapi saat diuji dengan jbenchmark 2.1 keliatan deh bedanya ama motorola-motorola yang dulu macam L7 dll. Saat membuka browser-nya sedikit terkejut juga. ternyata V6 menggunakan opera 8 sebagai browser bawaan. Keren juga. Oya balik ke layar, saat standby di home screen ada jajaran ikon si sebelah bawah. Kok jadi agak mirip nokia s40 yang baru ya? Hehehe. Ikon apa aja yang tertampil di layar standby bisa dikustomisasi. Lalu kalo scroll ke bawah (dari jajaran ikon itu) ada tampilan screen3(yang rasanya percuma karena penyedia jasanya masih jarang). Apalagi ya? Di menu multi media ada mediafinder di samping menu audio, picture, dll. Player musiknya agak minimalis. Tapi keluaran suaranya tetep bagus seperti motorola biasanya (tentu aja nggak bisa dibandingin dengan e398 ato e1 yang super keren itu. hehehe. tapi pokoknya lumayan jernih walo disetel kenceng). Oh ya player musik ini juga bisa dinyalain tanpa harus buka lipatnya. Tinggal pejet smart key di sisi bodi aja agak lama untuk melepas lock nya. Terus pejet sekali lagi untuk men-start player musik. Sewaktu memainkan musik di player dalam keadaan lipatnya tertutup, di bawah layar eksternal akan muncul tombol-tombol touch sensitive untuk mengendalikan player musik. Kamera utama V6 2mp dengan flash. Hasil jepretannya lumayan tapi nggak luar biasa. Seperti ponsel lipat motorola lainnya, kamrea utama ini bisa difungsikan untuk memotret dalam kondisi lipat tertutup. Viewfinder akan otomatis berpindah ke layar eksternal. Fitur ini sangat berguna bagi orang-orang narsis yang suka memotret dirinya sendiri. Hehehe. Kamera sekunder juga bisa dipake untuk motret diri sendiri tapi tentu hasilnya nggak sebagus kamera utama. Dari sisi aplikasi jawa kayaknya nggak ada perkembangan berarti selain hasil test dengan jbenchmark-nya yang lumayan bagus. Aplikasi java tetep hanya bisa di suspend, belum ada multi tasking java macam di ponsel-ponsel SE yang baru.