Tuesday 26 August 2014

Akankah membeli lagi produk dengan merk tertentu?

Akankah membeli lagi ponsel dengan satu merk tertentu setelah pernah mencoba dan memiliki ponsel dengan merk tersebut? Tentu ada banyak faktor yang membuat orang menjawab ya atau tidak pada pertanyaan di atas. Secara umum mungkin faktornya adalah kepuasan pemakaian ponsel dan kepuasan pada layanan paska penjualan seperti kemudahan perbaikan dan lain sebagainya.
Saat ini saya menggunakan ponsel Cyrus Chat dan HP 7 Voice Tab Bali. Apakah saya akan kembali memilih produk Cyrus dan HP di masa depan? Jawaban saya untuk keduanya tanpa ragu adalah TIDAK. Walau secara umum saya cukup puas dengan performa Cyrus Chat namun saya tak bisa menemukan alasan kuat untuk membeli lagi produk Cyrus yang lain. Lalu bagaimana dengan HP? Jujur saya kecewa dengan HP yang seharusnya sudah berkelas internasional namun seperti tak punya kemauan untuk membuat satu pengalaman yang berbeda pada pengguna melalui personalisasi pada user interface android yang digunakannya. Bila saya ingin mendapatkan pengalaman stock android yang seutuhnya saya lebih baik memilih seri Nexus atau ponsel tiongkok yang lebih murah ( yang biasanya juga menggunakan stock android dengan sedikit sekali sentuhan pada UI-nya). Kemalasan HP untuk memoles UI android yang digunakan diperparah dengan tak adanya aplikasi file manager untuk mengatasi batasan yang diterapkan android kitkat untuk mengelola berkas di kartu SD eksternal. Ini ditambah lagi dengan kualitas kamera HP 7 Voice Tab yang sangat menyedihkan. Bahkan beberapa ponsel tiongkok dengan harga di bawah sejutaan yang pernah saya gunakan pun kameranya tak sejelek milik HP 7 Voice Tab ini. Karena itu untuk merk HP jelas saya mengatakan TIDAK akan pernah membeli produknya lagi.

Thursday 21 August 2014

Launcher of the day : Square Home for tablets

image

Untuk para pengguna android yang menyukai tampilan kotak-kotak a la windows phone bisa mencoba launcher satu ini : Square Home. Selama ini saya biasa menggunakan Launcher8 bila menginginkan perangkat android saya bertampilan a la windows phone. Namun kemudian saya mencoba Square Home ini dan saya lebih menyukainya dibanding Launcher8. Dari homescreen tinggal swipe layar dari kanan ke kiri untuk membuka apps drawer yang menampilkan semua aplikasi yang terinstal. Selain tab berisi daftar aplikasi ada tab untuk daftar shortcuts dan tab untuk daftar aneka widget yang terinstal. Untuk menampilkan aplikasi atau widget di homescreen tinggal tekan tahan dan seret ke arah kiri dan lepaskan di homescreen. Dari homescreen swipe dari kiri ke kanan untuk melihat preferensi launcher, mengganti wallpaper dan membuka setting umum perangkat. Ikon-ikon di homescreen maupun di drawer bisa dipersonalisasi dengan aneka icon packs yang bisa diunduh di Play Store. Launcher ini juga mendukung themes bagi orang yang tak terlalu suka mempersonalisasi sendiri tampilan perangkatnya. Square home ini juga mendukung aneka pintasan dengan gestures dan integrasi dengan perintah suara google.

Tuesday 12 August 2014

HP 7 Voice Tab 'Bali'

hp bali

Beautiful drawer

Screenshot_2014-08-12-15-01-18

Seperti telah saya bahas di postingan saya sebelum ini tentang Stoic Home dan HP 7 Voice Tab, begitu saya melihat tampilan HP 7 Voice Tab yang nyaris tanpa personalisasi dari vendor saya segera berpikir untuk menggunakan launcher pilihan saya sendiri. Stoic Home masih menjadi favorit saya dan segera saya instal pada HP 7 Voice Tab. Namun dipadukan dengan Organized Drawer rasanya kurang enak untuk tab yang layarnya relatif lebar. Menggunakan Swapps yang berkonsep sidebar juga kurang enak rasanya. Maka sebagai app drawer saya mencoba menggunakan Beautiful Drawer. Aplikasi bisa kita pisah-pisahkan menurut kategori. Tiap kategori di bagian atasnya bisa diberi header dengan gambar atau foto apa pun yang kita suka. Personalisasi sederhana namun cukup rapi dan tetap estetis.

Monday 11 August 2014

HP 7 Voice Tab 'Bali'

Bentuk HP 7 Voice Tab ini sekilas membuat saya berpikir benda ini adalah sebuah ponsel, bukan tablet. Sebuah ponsel besar dengan ukuran layar 6.95 inci. Bagian atas dan bawahnya yang lengkung entah kenapa bagi saya memberi kesan seperti itu. Bila dipegang dalam posisi berdiri (portrait) tablet ini terasa cukup langsing. Namun tetap untuk mengoperasikannya dengan satu tangan bagi saya masih relatif sulit. Meski dilengkapi dengan slot sim card namun untuk memfungsikan tablet ini sebagai sebuah 'ponsel' utama untuk digunakan sehari-hari bagi saya tetap terlalu merepotkan.

Secara spek tablet ini diotaki prosesor quad core buatan MTK. RAM sebesar 1 GB. Performa sehari-hari cukup bagus. Tak ada jeda maupun kelambatan yang terlihat nyata untuk penggunaan ala saya (aneka aplikasi jejaring sosial, game-game ringan seperti wonder zoo, dan beberapa aplikasi untuk sketsa). Layar cukup responsif meski resolusi 600x1024 pixels nya nampak tak terlalu halus. GPU nya menggunakan Mali 400 MP.

Tampilan UI tablet berOS android Kitkat ini sepertinya hampir tak ada sentuhan apa pun dari pihak HP-nya kecuali beberapa aplikasi pendukung khas HP. Tampilan android-nya yang polos saja jujur saja sedikit mengecewakan bagi saya yang berharap HP memberikan sentuhan pada UI-nya seperti ASUS. Tapi orang-orang yang menyukai stock android mungkin lebih menyukai tampilan seperti ini.

Sektor multimedia tablet ini dilengkapi kamera belakang dan depan. Kamera belakang 2 megapixels tanpa auto fokus dilengkapi lampu flash. Hasil foto kamera HP 7 Voice Tab ini bagi saya sih nampak jelek sekali, apalagi bila digunakan di dalam ruangan dengan pencahayaan kurang. Kamera depan VGA terlebih lagi bisa dikira-kira hasilnya. Memutar musik juga standar saja sekedar menggunakan Google Play Music. Untuk memutar bermacam jenis file video lebih baik gunakan saja aplikasi pemutar video buatan pihak ketiga.

Secara umum dibandingkan harganya performa HP 7 cukup memuaskan. Satu-satunya keluhan saya mungkin cuma untuk hasil kamera belakang yang sangat menyedihkan. Yah, saya tak mengharapkan kamera sempurna, namun setidaknya bisa memproduksi foto yang sedikit jelas. Oh ya satu lagi keluhan saya adalah aplikasi file manager buatan pihak ketiga seperti ES File Explorer tak bisa menghapus file di memory card eksternal. Tapi hal ini sepertinya karena batasan yang dibuat oleh Google pada OS Kitkat-nya. Dan hal ini diperparah dengan tidak disertakannya aplikasi file manager bawaan oleh pihak HP.

Oh, ya satu lagi keluhan pribadi saya tablet ini belum bisa di root dengan framaroot yang biasanya cukup ampuh untuk root aneka perangkat berotak prosesor MTK. Saya belum mencoba metode root yang lain sih.

Saya baru menemukan sisi positif HP Bali ini selain bentuknya yang relatif cantik : dual speaker yang disematkan ternyata mampu menghasilkan suara yang cukup mantap, cukup terasa stereonya dan relatif jernih.

Saturday 9 August 2014

Personalisasi android dengan Stoic Home

Kebanyakan pengguna android suka memodifikasi perangkatnya, baik dimulai dari tingkat sederhana sekedar mencoba-coba aplikasi hingga tingkat lanjut dengan flashing custom ROM, modifikasi berbagai elemen UI dan lain sebagainya. Saya tentunya termasuk orang yang suka mencoba-coba tersebut. Di antaranya adalah mencoba aneka aplikasi launcher. Launcher adalah cara yang tergolong sederhana untuk merubah tampilan home screen android, relatif tak membutuhkan keterampilan mendalam. Yang diperlukan hanyalah koneksi internet untuk menjelajah Playstore dan mencari launcher yang sesuai selera kita.

Bila dulu di masa saya baru mengenal android saya suka mencoba aneka launcher yang berpenampilan 'meriah' penuh dengan aneka fitur, tidak demikian dengan saat ini. Saya justru mencari launcher yang sesederhana mungkin dengan ukuran sekecil mungkin dan fungsi yang sesuai dengan keinginan saya. Jujur saya sudah muak dengan tampilan layar home penuh aneka widget yang menampilkan macam-macam info. Saya juga enggan menggunakan launcher dengan bermacam fitur personalisasi yang menurut saya tak berguna seperti efek-efek transisi dan lain sebagainya. Launcher penuh fitur seperti itu biasanya juga diikuti dengan pengaturan sedemikian rupa rumit dan banyaknya. Oh ya personalisasi tentulah perlu, namun tak selalu harus sedetil dan serumit itu kan? Kemudian saya menemukan Stoic home, semacam aplikasi home launcher yang sangat sederhana. Sebenarnya aplikasi ini sudah lama ada, sayangnya saya baru saja menyadari 'keindahannya' sekarang. Sedemikian sederhananya aplikasi ini tidak dilengkapi dengan application drawer, tidak mendukung widget ataupun sekedar menaruh icon di halaman standby(sepertinya sih begitu ya, setidaknya sepemahaman saya, kalaupun mendukung saya tak sudi memenuhi layar standby saya dengan aneka icon dan widget :P). APAAAAAA??? Ya, jadi halaman muka benar-benar bersih, hanya wallpaper tanpa dinodai icon ataupun widget. Halaman muka yang bersih ini saya manfaatkan dengan menggunakan live wallpaper. Saya suka menggunakan live wallpaper yang lucu seperti Shui the Kitten atau Fairy Night Garden, atau live wallpaper yang lebih informatif namun tetap sederhana seperti WP clock design. Lalu bagaimana bila kita akan membuka aplikasi? Karena Stoic Home ini tak memiliki application drawer sendiri maka saya terpaksa menginstal Organized Drawer. Organized drawer ini bisa menampilkan seluruh aplikasi yang terinstal atau bisa juga dikelompokkan ke dalam folder-folder sesuai selera. Icon-icon aplikasi di organized drawer ini juga bisa dipersonalisasi dengan file icon kesukaan Anda. Kita juga bisa menyembunyikan aplikasi yang tak ingin ditampilkan. Lalu dengan Stoic Home plus Organized Drawer jadi tak simpel lagi dong? Oh tidak juga. Secara ukuran file pun Stoic Home + Organized Drawer ini kecil sekali : Stoic Home hanya sebesar 36 kb dan Organized Drawer-nya 171 kb. Cukup kecil bukan? :3

Stoic Home ini mendukung shortcuts yang bisa dipanggil dengan beberapa gestures yang tersedia : bisa mengetuk layar sekali atau dua kali, menyapu layar ke atas, bawah atau samping. Nah saya memilih salah satu gesture ini sebagai shortcut untuk membuka Organized Drawer. Tinggal menyapu layar dan masuk ke application drawer. Sangat sederhana dan cepat. Bila tak mau menggunakan application drawer bisa juga memakai aplikasi yang fungsinya semacam side bar berisi semua aplikasi yang telah diinstal. Jadi tinggal menyapu dari satu sisi layar akan muncul barisan aplikasi anda berjajar dari atas ke bawah. Contoh aplikasi semacam ini yang saya gunakan adalah Swapps. Kita bisa memilih aplikasi apa saja yang akan ditampilkan di sidebar tersebut, apakah semua atau ada yang mau disembunyikan.

 

Screenshot_2014-08-09-14-29-08

Ini adalah tampilan layar standby Stoic Home dengan Swapps sedang ditampilkan.

 

Screenshot_2014-08-09-14-29-50

Yang ini tampilan Organized Drawer dengan icon-icon yang dimodifikasi.

Friday 8 August 2014

Smartfren Andromax C2 AD688G

Alasan utama membeli ponsel ini hanyalah bentuknya yang kotak. Sangat minimalis. Walau dalam keadaan 'telanjang' tak terlalu indah dilihat tapi setelah dipasang soft case berwarna cerah 'penampakan'nya sekilas jadi mirip seri Lumia milik Nokia. Alasan lain memilih Andromax C2 ini adalah jaringan smartfren-nya, yang walaupun tak gegas (seringnya sih lemot) tapi cukup murah harga paket internet bulanannya.
Secara spek Andromax C2 ini diotaki prosesor dualcore merk Qualcomm dan RAM 512 MB. Saya sebetulnya tak terlalu peduli dengan segala macam spek dalam bentuk angka ini. Yang penting bagi saya ada performa ketika digunakan sehari-hari. Untuk sekedar berjejaring sosial sih ponsel ini sudah cukup. Kecuali mungkin untuk menjalankan aplikasi Path yang entah kenapa sering 'mental' dan harus login lagi tiap kali saya membuka aplikasinya. Untuk menjalankan game ponsel ini hanya cocok untuk game yang sangat ringan. Beberapa game sederhana pun tak mau diinstalkan via Play Store ke dalam Andromax C2 ini. Game-game lain bisa diinstal dan dijalankan namun sering mendadak menutup sendiri saat sedang dimainkan.
Di sektor multi media tak ada yang menonjol. Kameranya hanya menghasilkan foto ber-resolusi maksimal 3 megapixels itu pun hasil interpolasi digital. Hasil jepretan kameranya biasa saja kalau tak mau disebut jelek. Sektor suara sedikit tertolong dengan adanya dukungan fitur Dolby. Namun tentu saja kualitas suara tergantung pada earphone yang digunakan pada ponsel ini. Untuk keluaran suara via speaker internal sih tergolong pelan dan datar saja.
Kelebihan ponsel Smartfren Andromax saat ini mungkin adalah dibanyaknya komunitas pengguna yang aktif berdiskusi di aneka forum internet dan jejaring sosial, memudahkan untuk mencari info bila terjadi sesuatu pada Andromax C2 Anda. Dan karena kepopulerannya mencari asesoris seperti case dan anti gores cukup mudah di pasaran.

Oh ya, ada satu lagi kelebihan ponsel ini yaitu harganya yang relatif sangat murah. Namun tentunya harga itu bisa dibandingkan lagi dengan kualitas fitur yang tersedia.