Tuesday 23 November 2010

Monday 22 November 2010

review singkat samsung champ


saya tidak bisa memberikan review panjang lebar tentang samsung champ karena saya hanya sempat memegang dan memainkannya utk jangka waktu yg amat singkat.
secara bentuk fisik samsung champ tergolong mungil untuk ponsel full touch screen walau masih agak lebih besar dibanding SE xperia mini. Bentuknya elegan dg finish glossy yg indah dipandang tp kurang enak disentuh, terutama bila tangan kita lembab saat sedang berkeringat misalnya.
layar sentuhnya tak besar mengikut bentuk keseluruhan yg mungil. Sebetulnya layar kecilnya tak terlalu mengganggu bila saja layar sentuhnya berjenis capacitive yg peka thd sentuhan jari. Layar resistive nya tetap bereaksi sentuhan jari tapi kita harus menyentuhkan ujung jari dg sedikit menekan. Sedikit membuat gusar terutama bila sudah terbiasa dg layar capacitive yg bereaksi pd sapuan halus jari sekalipun. Menggunakan stylus yg disertakan sbg alat bantu untuk menjalankan fungsi2 di layarnya malah lebih menjengkelkan lagi.
Masuk ke dalam menu akan ditemukan icon berwarna warni meriah dengan ukuran yg pas utk 'ditoel'. Tak ada yg aneh ataupun luar biasa. Sbg ponsel tak ber OS terbuka ya tak perlu berharap macam2. Games java yg disertakan pun kebanyakan berupa versi trial atau demo yg harus dibeli bila ingin dimainkan secara penuh. tak ada multi tasking aplikasi java. Meminimize aplikasi java pun tak bisa. Jadi misalnya kita sedang asyik chatting dg yahoo messenger bawaannya lalu ada sms masuk, kita harus menutup dan keluar dari aplikasi chatting sekedar utk membaca sms tersebut.

samsung champ

image

tampilan menu samsung champ

Tuesday 16 November 2010

fanatisme merk ponsel : kesetiaan yg sia-sia?

hari gini masih fanatik terhadap satu merk ponsel? Masih ingat jaman nokia masih berjaya hingga dijuluki ponsel sejuta umat? banyak fans setia yg sukarela membela merk tersebut, menyebutnya user friendly, fitur paling lengkap dll.  namun kemudian era BB tiba, dan banyak orang yg tadinya anggota barisan pembela nokia dengan mudahnya menjilat ludahnya sendiri dan kini berbalik membela BB yg katanya selalu online, selalu terhubung. Benarkah orang2 seperti itu yg saya curiga lebih mengutamakan trend daripada isi dan fungsional fitur yg sebenarnya mengerti apa yg sebenarnya mereka bangga-banggakan dari satu brand tersebut? kebanyakan padahal cuman pengguna biasa yg bahkan tak bisa memaksimalkan penggunanaan semua fitur ponselnya. yang mereka tahu cuman : "kata orang tuh merk ini bagus bla bla bla".

beralih ke pengguna ponsel yg menurut saya seharusnya sudah memiliki pemahaman jauh mendalam tentang ponsel yg mereka gunakan, ya saya coba mengamati pengguna ponsel yg rata2 bisa dibilang gadget freak krn seringnya berganti2 ponsel dan mereka terlibat aktif di berbagai situs forum diskusi di internet macam forumponsel atau kaskus. dari hasil pengamatan berbagai diskusi tentang bermacam merk, banyak di antara mereka sepertinya sudah cinta mati dg satu merk ponsel tertentu hingga meski sudah pernah dikecewakan baik dari produk ponselnya sendiri yg cacat atau rusak, atau dari pelayanan after sales dan service resmi merk tersebut yg dodol, mereka tetap tak berpaling ke lain merk. mereka bahkan lebih getol lagi membela merk yg mereka puja puji tersebut. tak sedikit di antara mereka yg tak segan2 menjelek2kan merk lain di forum2 diskusi, memuji merk pilihan mereka setinggi langit seakan tanpacela.

saya sendiri juga sempat terjebak dalam satu apa ya,belum sampe ke fanatisme sih, mungkin satu pemujaan merk yaitu ketika saya menggunakan merk siemens dan motorola. dari dulu saya entah kenapa selalu enggan menggunakan produk yg terlalu banyak di-overestimate oleh publik (baca : terlalu pasaran :P ). jadi ketika semua orang menyanjung dan memilih nokia, saya masih ingat betapa bencinya pada merk ponsel sejuta umat tersebut. saya malah setia dengan siemens lalu kemudian motorola. saya sempat menggunakan sekitar 5 type ponsel siemens secara berturut2 sebelum kemudian menggunakan motorola sampai sekitar 7 type. namun kemudian kemudian dua merk tersebut menyurut hingga bahkan lenyap dari pasaran dan saya terpaksa memilih merk yg masih tersisa. pilihan saya jatuh pada sony ericsson (SE) sampai beberapa kali. namun akhirnya saya terpaksa menjilat ludah sendiri dengan mulai menggunakan nokia. apalagi setelah menggunakan nokia ber-os symbian 3rd edition, saya makin jatuh cinta hingga akhirnya sempat menggunakan nokia beberapa kali. apalagi setelah era BB menaik dan nokia meredup, saya jadi makin mesra dengan nokia dan menjadi BB hater. namun kemesraan saya dg nokia musnah dg ke-aroganan nokia utk tidak mau menggunakan OS android. keinginan kuat utk mencicipi os android akhirnya membuat saya berpaling ke samsung.

pada akhirnya saya tidak bisa mengklaim diri saya penggemar atau fanatik dari satu merk. dari pengalaman saya menggunakan berbagai merk ponsel, baik merk terkenal maupun lokal eks china, rasanya tidak ada satupun yg benar-benar memuaskan dari segi produk maupun after sales service-nya. hampir semua merk yg pernah coba ada type yg ketika saya gunakan mengalami kerusakan. nokia yg suka sok mengaku market leader bahkan sudah berulangkali mengecewakan dengan produk yg defektif dan service center resmi yg berbelit-belit lagi menjengkelkan pelayanannya. Jadi menurut pendapat saya tak ada gunanya brand-minded apalagi fanatik terhadap satu merk ponsel. namanya juga barang bikinan manusia, barang elektronik pula, rasanya tak ada yang bisa lepas dari cacat. pelayanan after sales service dari berbagai brand yg mengaku2 BESAR/HIP/super duper hi-tech etc  juga pada dasarnya semua NOL BESAR.  yg lebih menjengkelkan, mengutip dari wikipedia tentang cloud computing (yg saya rasa bisa diterapkan pada industry ponsel) :

During a video interview, Forrester Research VP Frank Gillett expresses criticism about the nature of and motivations behind the push for cloud computing. He describes what he calls "cloud washing" in the industry whereby companies relabel their products as cloud computing resulting in a lot of marketing innovation on top of real innovation.

dimana dinyatakan sekarang ini lebih banyak inovasi marketing daripada inovasi yg sesungguhnya secara riil.

lalu kata-kata Richard Stallman, lagi2 tentang cloud computing,  tp tetap saya rasa bisa diterapkan pada industri ponsel :

"It's stupidity. It's worse than stupidity: it's a marketing hype campaign"

pada intinya, industri ponsel sekarang ini juga lebihbanyak berkutat pada istilah-istilah baru yg secara marketing menarik meski fungsionalitasnyadipertanyakan. jadi jangan mau menelan mentah2 segala slogan dan iklan baik oleh OS maupun merk ponsel yg memuja-muji fitur-fitur baru yang 'wah' sementara masih banyak alternatif lain yg lebih menarik atau lebih berguna. intinya sih sesuaikan aja sama kebutuhan dan apa yg kamu senangi, bukan yg orang banyak senangi dan merasa butuh, padahal mereka tak sadar telah terjerat jebakan marketing yg memang selalu lihai membodohi publik.

as a consumer we deserve the best and we've got the right to choose what's the best for us :)