Sunday 11 October 2015

Apa yang baru pada ponsel Android One pasca android marshmallow

Beberapa peningkatan pada ponsel android one pasca update ke android marshmallow :

  • perbaikan pada kualitas hasil kamera, baik pada komposisi warna maupun kecepatan pengambilan foto.
  • bisa dengan mudah mengatur akses background data untuk tiap aplikasi.
  • bisa mengotimasi penggunaan baterai tiap aplikasi.
  • bisa mengatur notifikasi tiap aplikasi, termasuk memblokirnya bila perlu.
  • bisa memilih untuk menjadikan micro sd card sebagai memory internal, dengan konsekuensi kartu tersebut   tak akan bisa dipakai di ponsel lain.
  • perbaikan pada efektifitas baterai (mungkin juga disebabkan oleh beberapa pengaturan di atas)
  • ada system UI tuner untuk men-tweak system UI (saat ini sekedar setting quick toggle dan persentase di tampilan baterai bar)
  • manajemen memory lebih mendetail
  • multi users dengan guest mode
  • adanya google now on tap
  • kedua kartu SIM bisa berjalan di jaringan 3G secara bersamaan.
  • app drawer pada google now launcher kini scroll vertikal atau atas-bawah.
  • tampilan copy-paste text lebih mudah dipahami.

Dan masih ada beberapa perubahan lain yang mungkin belum saya rasakan beberapa hari setelah menggunakan android marshmallows.
posted from Bloggeroid

Monday 28 September 2015

Nexian Cappuccino Revisited

Lama setelah masa edarnya hilang, dan lama juga setelah saya memiliki ponsel nexian cappuccino untuk kedua kalinya baru saya menyadari beberapa kelebihan ponsel yang tergolong dumb phone alias tidak bersistem operasi ini.
Di antaranya adalah ponsel ini bisa menjalankan beberapa game seperti yang terdapat pada ponsel android semacam angry birds, fruit ninja dan talking tom.
Lalu ponsel ini bisa menjalankan aplikasi di latar belakang hingga bisa menjalankan aplikasi misalnya untuk mengambil screenshot tampilan layar. Berikut beberapa contoh hasil screenshot dari nexian cappucino



posted from Bloggeroid

Sunday 26 July 2015

Evercoss A65 One X aka Android One


Saya membeli ponsel satu ini karena ukurannya yang tak terlampau besar, hanya 4,5 inci, sebelumnya saya menggunakan ponsel berlayar 5,5 inci yang bagi saya untuk digunakan sehari-hari terlalu besar. Alasan lain memilih ponsel ini tentu saja dukungan resmi Google dan janji update OS-nya.
Meski spek yang ditawarkan biasa saja tapi bagi saya performa ponsel ini cukup gegas untuk pemakaian sehari-hari.
Speknya antara lain prosesor quad core, RAM 1 GB, kamera 5 Mp dan 2 Mp. Yang penting bagi saya selain harga yang cukup terjangkau, OS-nya telah menggunakan Android Lollipop 5.1.1.
Performa kamera biasa saja, tapi lumayan lah sudah dilengkapi fokus otomatis. Multi media lain seperti musik dan video lain juga biasa saja, tak menonjol namun juga tanpa kendala berarti.
Dilengkapinya ponsel ini dengan lampu LED untuk notifikasi cukup membantu sehingga tak perlu sering menyalakan layar bila hanya sekedar memeriksa apakah ada pesan atau chat masuk.
Ketersediaan asesoris seperti case dan baterai juga cukup mudah didapat meski harus dipesan via toko online.
Satu kekurangan ponsel ini seperti kebanyakan dialami ponsel android murah adalah ketahanan baterai yang kadang membuat cemas saat menggunakan. Saat dipakai baterainya dengan cepat terkuras habis, mengganggu kenyamanan penggunaannya.

Perjalanan sebuah boneka

Saya sayang banget pada boneka jelek satu ini. Mukanya cenderung 'nyempluk' alias gemuk dibanding boneka barbie asli, tapi ada sesuatu yang ramah pada senyumnya. Boneka ini adalah jenis murahan yang badan plastiknya 'kosong' sehingga kakinya tidak bisa ditekuk pada bagian lutut. Namun sedikit aneh meski dia hanyalah boneka plastik 'kosong' rambut blonde-nya cukup padat, tidak botak di mana-mana seperti kebanyakan boneka murahan pada umumnya.
Boneka satu ini sudah mengalami pengalaman yang panjang. Dibeli sekitar akhir tahun 90an, boneka ini lebih banyak terlupakan daripada dimainkan. Waktu itu kalau tak salah kostum dan playset nya bertema rockstar dengan baju bling-bling dengan gitar dan perlengkapan musik lainnya. Lalu masuk era 201x-an boneka ini dimainkan keponakan yang akhirnya mencoret-coret mukanya hingga boneka tak berdaya ini lebih mirip badut. Dalam kondisi demikian dia lalu teronggok di satu keranjang di sudut garasi. Nasib tak jelas. Siap untuk terbuang. Bahkan pada satu pagi ketika ayah saya menanyakan mau diapakan boneka yang kini berwajah kotor itu, saya dengan cuek menjawab,"Buang aja." Namun si boneka malang itu tetap terduduk di sana, mungkin meratapi nasibnya yang menyedihkan. Sampai suatu hari kemudian aku melihatnya lagi, siap untuk melemparkannya ke tempat sampah, mendadak ada rasa tak tega melihat benda yang kini telah kusut kotor. Aku membawa sikat gigi bekas beserta sabun dan mencoba membersihkan muka boneka yang penuh coretan. Tanpa disangka hampir semua kotoran lenyap! Hanya ada sedikit bercak halus di dahinya yang menjadi semacam tanda akan apa yang telah dialaminya. Rambutnya yang tebal telah terlanjur kusut. Beberapa bagian telah menjadi sedemikian kusut hingga tak mungkin dirapikan lagi walau telah berulangkali disisir. Namun tak apa. Kini bersih dan ceria boneka itu dapat kembali tersenyum pada sekelilingnya, membagikan sedikit kecerahan dari kisah perjalanannya yang penuh cerita.

Monday 16 March 2015

My homescreen today : simple grids

Kembali lagi dengan ide homescreen sederhana. Dan kembali menggunakan arikui launcher SAJA. Oh, saya tak pernah tertarik dengan ide homescreen menggunakan banyak elemen : launcher ini + widget itu + lockscreen anu dll dsb. Ribet! Kadang cukup dengan satu elemen pun kita sudah bisa mendapatkan kesan 'ramai' di homescreen kita.
Kali ini kita sekedar menaruh aplikasi-aplikasi yang akan ditaruh di homescreen berselang-seling dengan gambar-gambar (gambar apa saja yang anda suka, makin acak makin baik :p ) dalam susunan grid 1x1. Berikut kita lihat contohnya homescreen saya

Sedikit tips sebaiknya pilih gambar dengan satu fokus sederhana dan berupa foto close up atau jarak dekat. Karena grid 1x1 ini cukup kecil-kecil sehingga sepertinya percuma bila memilih gambar dengan banyak detail.

Thursday 12 March 2015

Menatap ubur-ubur di temaram layar ponsel

Bila kita berbicara tentang personalisasi tampilan pada ponsel android seakan tiada habisnya. Ada berbagai elemen, bermacam kemungkinan yang bisa lakukan untuk mengubah tampilan android. Namun kadang yang diinginkan bukanlah sesuatu perubahan yang drastis dan ekstrim. Setelah mencoba bermacam launcher yang berbeda pada akhirnya saya menyerah dan kembali pada launcher bawaan ponsel saya. Sedikit membosankan sih memang, tapi ringan dan fungsional. Lalu saya teringat ke masa awal saya menggunakan android yang kala itu masih berjenis android eclair alias android 2.1. Salah satu personalisasi sederhana yang saat itu cukup menyenangkan adalah live wallpaper. Apaaa? Yah, memang solusi jadul, dan banyak yang bilang wallpaper bergerak semacam itu menghabiskan RAM dan baterai, tapi demi menghapus sedikit kebosanan rasanya tak ada salahnya dicoba.
Saya mulai mencoba beberapa live wallpaper. Tipe yang saya sukai adalah tema kehidupan di bawah air. Ikan? Aquarium? Terlalu mainstream! Sudah jamak dan membosankan.
Lalu saya menemukan 'Live Jellyfish'. Agak sangsi saya saat melihat ukuran installer-nya yang hanya sekitar 500kb-an. Setelah saya coba install dan saya gunakan sebagai wallpaper ternyata bagus juga. Gerakan-gerakan lembut ubur-ubur berenang naik turun di layar ponsel terasa menenangkan bagi saya. Ditingkahi dengan latar belakang yang gelap dengan semburat warna-warni yang kalem. Ada beberapa tema preset yang akan mengubah warna cahaya di latar dan warna ubur-uburnya. Selain itu ada pengaturan manual sesuai selera. Secara umum ini adalah satu solusi personalisasi yang sangat sederhana namun cukup memberi kesegaran baru pada homescreen android saya.